CSE

Loading

Sabtu, 11 Januari 2014

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Spiral (AKDR/IUD) adalah satu-satunya metode kontrasepsi yang menempatkan perangkat di dalam rahim. Seorang dokter atau bidan memasukkan  perangkat IUD melalui prosedur rawat jalan yang hanya memerlukan beberapa menit untuk menyelesaikannya. Pada umumnya, pemasangan dilakukan tanpa anestesi apa pun.
Spiral merupakan kontrasepsi jangka panjang. Spiral hormonal memiliki masa manfaat sampai 5 tahun, sedangkan spiral tembaga bisa sampai 10 tahun. Kepraktisan pemasangan dan manfaatnya yang berjangka panjang menjadikan spiral salah satu metode kontrasepsi yang paling populer.
Risiko komplikasi dan efek samping pemakaian spiral relatif minimal, dan biasanya hanya pada bulan-bulan awal setelah pemasangan. Komplikasi lebih sering pada wanita yang belum pernah memiliki anak. Selain pemasangan lebih sulit, tubuh mereka cenderung mengusir benda asing.  Hal ini bisa membuat spiral berpindah atau lepas dari tempatnya. Oleh karena itu, disarankan untuk secara berkala memasukkan ujung jari Anda ke vagina untuk memeriksa apakah perangkat tersebut masih ada di tempatnya.
Komplikasi dan risiko spiral yang paling umum adalah:


  • Risiko utama  adalah infeksi, yang dapat terjadi pada kasus langka dengan risiko terbesar dalam 20 hari pertama setelah pemasangan. Dokter atau bidan mungkin meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi.
  • Spiral meningkatkan risiko infeksi yang disebabkan oleh penyakit menular seksual. Wanita yang berisiko tertular PMS sebaiknya mempertimbangkan metode kontrasepsi lain.
  • Pada kasus yang sangat jarang, kehamilan masih dapat terjadi meskipun memakai spiral. Pemakaian spiral oleh wanita hamil meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Wanita yang pernah memiliki kehamilan ektopik di masa lalu disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi lain.
  • Perdarahan menstruasi yang lebih berat, lebih lama dan lebih menyakitkan dapat terjadi selama beberapa bulan pertama setelah spiral dipasang, terutama pada spiral tembaga.  Selanjutnya, kehilangan darah ini mungkin menyebabkan anemia. Oleh karena itu, spiral biasanya bukan pilihan terbaik bagi wanita yang sudah memiliki menstruasi berat atau berkepanjangan. Pil KB mungkin lebih disarankan baginya.
  • Pada kasus yang jarang, spiral dapat menembus dinding rahim (perforasi), terutama jika dipasang oleh bidan/dokter yang kurang pengalaman. Hal ini menyebabkan kerusakan pada rahim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar