CSE

Loading

Sabtu, 11 Januari 2014

KEJANG PADA ANAK

Kejang pada Anak, Sebab dan Penanganannya 

Kejang pada Anak, Sebab dan Penanganannya
Image by : Fotosearch
Kejang pada anak, terutama usia balita, seringkali tidak dimengerti oleh para orang tua. Akibatnya, orang tua kerap menjadi panik dan berpotensi melakukan langkah yang justru salah dan membahayakan. Mari kenali penyebab, gejala dan langkah pertolongannya.

Untuk lebih memahami kejang pada anak, kita mesti mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi penyebab. Otak manusia terdiri atas jutaan sel saraf, di mana sel-sel tersebut berkomunikasi satu sama lain melalui hantaran arus listrik. Ketika terdapat kejadian abnormal berupa pelepasan muatan listrik yang berlebihan di otak, maka terjadilah kejang.
 

Hal ini juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi/penyakit, seperti kejang demam, epilepsi, dehidrasi dan gangguan elektrolit – akibat diare atau muntah-muntah, infeksi susunan saraf pusat, tumor susunan saraf pusat, hingga cedera kepala. Masalah kejang pada anak menjadi berbahaya karena tanda-tanda yang ditunjukkannya seringkali samar, dan si anak tidak dapat mengkomunikasikan keadaannya sendiri. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengenali tanda-tandanya.

Apa saja tanda-tanda kejang pada anak? Kejang pada anak muncul secara mendadak, gerakannya tidak dapat dikontrol, tidak berhenti bila dipegang, dapat muncul saat tidur, serta dapat disertai penurunan kesadaran. Secara fisik, anak yang kejang biasanya akan kaku atau kelojotan, atau bisa juga disertai wajah yang membiru atau pucat, kedutan pada wajah, hingga perubahan perilaku seperti mengamuk atau tertawa tanpa sebab.

Jika ada orang tua yang melihat tanda-tanda seperti di atas, maka lakukan langkah-langkah berikut:
  1. Jangan panik.
  2. Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring ke salah satu sisi tubuh.
  3. Letakkan bantal atau benda lunak lain di bawah kepala.
  4. Keluarkan benda atau makanan yang ada di dalam mulut.
  5. Longgarkan baju atau aksesoris yang ketat.
  6. Jauhkan dari benda-benda tajam dan berbahaya.
  7. Beri obat kejang melalui anus, atau bawa ke UGD terdekat.
Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan para orang tua saat terjadi kejang pada anak adalah memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, menahan gerakan-gerakan yang terjadi, atau memberi minuman dan obat lewat mulut. Hal-hal seperti ini jangan dilakukan karena justru berpotensi menimbulkan bahaya bagi si anak. 

Sebaliknya, lakukan langkah-langkah di atas, dan perhatikan hal-hal seperti apa yang dialami anak sebelum, ketika, dan setelah kejang. Kemudian, catat pula lama kejang, frekuensi kejang, serta – jika ada – interval antara kejang. Observasi seperti ini sangat penting bagi perawatan kejang di kemudian hari.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar