Dan berdasarkan rekomendasi dari SAGE (Strategic Advisory Group Of Expert On Immunnization) dan berdasarkan kajian dari Regional Review Meeting on Immunization WHO/SEARO di New Delhi dan Indonesian Technical Advisory Group of Immunization
(ITAGI) pada tahun 2010 maka pemberian imunisasi Hib dikombinasikan
dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib (pentavalen) untuk mengurangi jumlah
suntikan pada bayi dan perlunya diintegrasikan ke dalam program
imunsiasi nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan
kematian bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis sehingga dapat
tercapai target MDG’s ke-4 ”angka kematian balita (AKABA) 24/1000
kelahiran hidup pada tahun 2015”.
Tindaklanjut
nyata rekomendasi tersebut adalah terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 23/Menkes/SK/I/2013 tentang Pemberian
Imunisasi Difteri Pertusis Tetanus/ Hepatitis B/Haemophilus Influenza
type B. Kepmenkes tersebut menyebutkan pelaksanaan pemberian imunisasi
DPT-HB-Hib di Indonesia akan dilakukan secara bertahap, tahap 1 meliputi
wilayah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat pada
Juli 2013, Tahap kedua pada Maret 2014 di 10 provinsi, yaitu DKI
Jakarta, Banten, Jateng, Jatim, Sumut, Sumsel, Babel, Jambi, Lampung,
dan Sulsel, dan tahap 3 akan diimplementasikan ke seluruh provinsi di
tanah air.
Prinsip pemberian imunisasi DPT-HB-Hib,
yaitu diberikan pada anak dengan usia 18 bulan per Maret 2014 atau anak
dengan usia 2 bulan yang belum pernah sekalipun mendapatkan suntikan
vaksin DPT-HB. Bagi anak yang sudah mendapatkan imuniasi DPT-HB dosis
pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB
sampai dengan dosis ketiga Pemberian vaksin DPT-HB-Hib sebagai booster
diberikan minimal 12 bulan dari DPT-HB-Hib terakhir. Selain itu, pada
Maret 2014, anak dengan usia 2 tahun juga mendapatkan suntikan
imunisasi Campak sebagai booster (imunisasi lanjutan). Interval minimum
untuk mendapatkan booster Campak yaitu 6 bulan dari suntikan Campak
dosis pertama.
Hasil
uji klinis yang dilakukan oleh Bio Farma menyebutkan secara materi,
kombinasi DPT-HB-Hib tidak akan mengurangi tingkat keamanan dan
perlindungan vaksin, reaksi lokal berupa nyeri hanya dialami oleh 14,9 %
subyek dan 28% subyek mengalami demam. Efikasi vaksin 90-99%, selain
itu pada pembuatan vaksin DPT-HB-Hib, Bio Farma menggunakan agar pepton
untuk perkembangbiakan bakteri.
Imunisasi DPT-HB-Hib diberikan dengan
pemberian suntikan vaksin DPT-Hb-Hib 0,5 ml secara intramuskular pada
paha anterolateral dan di lengan kanan atas pada batita saat imunisasi
lanjutan. Sedangkan untuk pemberian imunisasi Campak diberikan sebanyak
0,5 ml disuntikan secara sub kutan pada lengan kiri atas, pertengahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar