DIFTERI, PERTUSIS DAN TETANUS
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULARTENTANGPENYAKIT DIFTERI, PERTUSIS DAN TETANUS
A. PENGERTIAN PENYAKIT DIFTERI, TETANUS, DAN PERTUSIS
B. Penyakit Difteri
Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun Corynebacterium diphtheriae. Lebih sering menyerang anak-anak. Penyebabnya adalah bakteri Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini biasanya menyerang saluran pernafasan, terutama terutama laring, amandel dan tenggorokan. Tetapi tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakan saraf dan jantung.
a. Gejala & Komplikasi
• Gejala diawali dengan nyeri tenggorokan ringan dan nyeri menelan. Pada anak tak jarang diikuti demam, mual, muntah, menggigil dan sakit kepala. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher sering terjadi.
• Komplikasi yang terjadi antara lain kerusakan jantung, yang bisa berlanjut menjadi gagal jantung. Kerusakan sistem saraf berupa kelumpuhan saraf penyebab gerakan tak terkoordinasi. Kerusakan saraf bahkan bisa berakibat kelumpuhan, dan kerusakan ginjal.
b. Pencegahan & Pengobatan
• Di negara berkembang difteri acap menjadi penyebab kematian pada anak-anak. Untungnya dekade terakhir telah dikembangkan vaksin difteri (DPT) yang menjadi imunisasi wajib pada anak. Sayangnya kekebalan hanya diiperoleh selama 10 tahun setelah imunisasi, sehingga orang dewasa sebaiknya menjalani vaksinasi booster (DT) setiap 10 tahun sekali.
• Penderita difteri sebaiknya dirawat di rumah sakit, di unit perawatan intensif. Ia akan diberi suntikan antitoksin dan mendapatkan pemantauan ketat terhadap sistem pernafasan dan jantung. Untuk melenyapkan bakteri diberikan antibiotik
• Pemulihan difteri yang berat akan berlangsung perlahan. Biasanya anak tidak boleh terlalu banyak bergerak, karena kelelahan bisa melukai jantung yang meradang
1. Penyakit Pertusis
Pertusis (atau batuk rejan) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi
tenggorok dengan bakteri Bordetella pertussis.
a. Gejala-Gejala
Biasanya pertusis mulai seperti pilek dengan ingus, kecapaian dan adakalanya demam ringan. Kemudian timbulnya batuk, biasanya bertubi-buti, diikuti dengan rejan. Adakalanya orang muntah setelah batuk. Pertusis parah sekali bagi anak kecil, yang membiru atau berhenti bernapas sewaktu batuk dan mungkin harus dibawa ke rumah sakit. Anak yang lebih besar dan orang dewasa mengalami penyakit yang lebih ringan dengan batuk yang berkelanjutan selama berminggu-minggu, tanpa memperhatikan perawatan.
b. Cara Penularan
Pertusis ditularkan kepada orang lain melalui tetesan (dari batuk atau bersin). Tanpa perawatan, orang yang menderita pertusis dapat menularkannya kepada orang lain selama sampai 3 minggu setelah batuk mulai. Waktu antara eksposur dan penyakit biasanya antara 7 sampai 10 hari, tetapi mungkin berkelanjutan sampai 3 minggu
C. Pencegahan
• Memberikan Imunisasi
• Lakukan Imunisasi pada bayi anda
• Jauhi bayi Anda dari orang yang batuk
• Jalani imunisasi jika Anda orang dewasa yang mempunyai kontak dekat dengan anak kecil
• Jauhi kontak langsung dengan penderita
Penyakit Tetanus
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanifestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan.
3 bentuk klinik dari tetanus, yaitu:
1. Tetanus local : otot terasa sakit, lalu timbul rebiditas dan spasme pada bagian paroksimal luak. Gejala itu dapat menetap dalam beberapa minggu dan menhilang tanpa sekuele.
2. Tetanus general : merupakan bentuk paling sering, timbul mendadak dengan kaku kuduk, trismus, gelisah, mudah tersinggung dan sakit kepala merupakan manifestasi awal. Dalam waktu singkat konstruksi otot somatik — meluas.
Timbul kejang tetanik bermacam grup otot, menimbulkan aduksi lengan dan ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya spasme berlangsuang beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode relaksasi.
3. Tetanus segal : varian tetanus local yang jarang terjadi masa inkubasi 1-2 hari terjadi sesudah otitis media atau luka kepala dan muka.
a. Gejala dan Komplikasi
• Gejala
Masa tunas biasanya 5 – 14 hari, tetapi kadang-kadang sampai beberapa minggu pada infeksi ringan atau kalau terjadi modifikasi penyakit oleh antiserum.
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher.
• Komplikasi
1.Spame otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saripa) di dalam rongga mulut dan hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pneumonia aspirasi.
2.Asfiksia
3.Atelektaksis karena obstruksi secret
4.Fraktura kompresi.
Pencegahan
1.Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan sebagai dapat paad usia 3,4 dan 5 bulan. Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun.
2.Bila mendapat luka :
• Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di eksplorasi dan dicuci dengan H2O2
• Pemberian ATS 1500 iu secepatnya.
• Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi dasar.
• Bila luka berta berikan pp selama 2-3 hari (50.000 iu/kg BB/hari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar