CSE

Loading

Sabtu, 11 Januari 2014

KETUBAN PECAH DINI

Ketuban Pecah Dini

Ketuban Pecah Dini Ayahbunda.co.id
Image by : Dokumentasi Ayahbunda
Cairan ketuban keluar secara tiba-tiba dari liang vagina dalam jumlah banyak dan tak dapat ditahan. Cari bantuan! Itu tanda ketuban pecah dini.
Kantung ketuban berdinding tipis berisi cairan dan janin selama kehamilan. Normalnya, kantung ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II saat pembukaan lengkap pada proses persalinan. Kalau pecah lebih awal sebelum usia kehamilan 37 minggu, sebelum pembukaan mulut rahim 4 cm, atau sebelum ada tanda-tanda persalinan, disebut ketuban pecah dini.


Gejalanya, cairan ketuban keluar secara tiba-tiba dari liang vagina dalam jumlah banyak, tak dapat ditahan atau dihentikan.  Cairan ketuban berwarna putih agak keruh, mirip air kelapa muda karena bercampur dengan lanugo atau rambut halus pada janin  dan mengandung verniks caseosa , yaitu lemak pada kulit bayi.

Umumnya, ketuban yang pecah tidak menimbulkan rasa sakit, pegal-pegal, mulas, dan sebagainya. Tapi kalau Anda mengalaminya, sebaiknya segera cari pertolongan. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi, seperti infeksi kuman dari luar, persalinan prematur  atau kurang bulan, gangguan peredaran darah atau tali pusat  yang bisa menyebabkan kondisi gawat janin dan kematian janin akibat   tali pusat  yang tertekan, Oligohidramnion, yakni cairan ketuban kurang dari jumlah yang dibutuhkan, atau bahkan habis.

Penyebabnya
belum pasti, tapi sebagian besar berkaitan dengan infeksi (sampai 65%).  Misalnya, infeksi kuman, terutama infeksi bakteri, yang dapat menyebabkan selaput ketuban menjadi tipis, lemah dan mudah pecah. Selain itu, beberapa faktor risiko KPD adalah kehamilan kembar, ada riwayat persalinan kurang bulan sebelumnya, hubungan seksual yang kebersihannya tidak dijaga, perdarahan lewat jalan lahir, pH (tingkat keasaman) vagina di atas 4,5, selaput ketuban tipis kurang dari 39 mm, kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi, misalnya pada ibuhamil yang stres, higiene yang kurang baik, misalnya keputihan dan infeksi vagina, jumlah cairan ketuban sangat banyak (hidroamnion), dan kelainan mulut rahim seperti inkompeten serviks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar