CSE

Loading

Sabtu, 11 Januari 2014

PERSALINAN KALA 2

Persalinan kala 2 adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan yang dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Lamanya kala dua menurut Friedman adalah 1 jam untuk primigravida dan 15 menit untuk multigravida. Pada kala 2 yang berlangsung lebih dari 2 jam pada primigravida atau 1 jam pada multipara dianggap sudah abnormal oelh mereka yang setuju dengan pendapat Friedman, tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan bayi dengan forceps atau vakum ekstraksi.
Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya.


Tanda-tanda bahwa kala 2 persalinan sudah dekat
  • Ibu merasa ingin meneran (dorongan meneran/doran)
  • Perineum menonjol (perjol)
  • Vulva vagina membuka (vulka)
  • Adanya tekanan pada spincter anus (teknus)
  • Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
  • Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
  • Kepala telah turun didasar panggul
  • Ibu kemungkinan ingin buang air besar
Diagnosis pasti
  • Telah terjadi pembukaan lengkap
  • Tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina
Perubahan fisiologi kala 2 persalinan
  • Kontraksi, dorongan otot-otot dinding uterus
  • Pergeseran dinding uterus
  • Ekspulsi janin






Kontraksi uterus dan dorongan otot-otot dinding uterus
dorongan otot2 dinding uterus => kontraksi>>> => ketuban pecah => kepala terdorong memasuki vagina => terjadi penekanan kepada kepala bayi => terjadi fleksi => kontraksi makin kuat (efek umpan balik+) => Ferguson’s refleks
Pergeseran organ dasar panggul
penekanan kepala => pergeseran organ dasar panggul => anterior : kandung kemih terdorong ke abdomen, posterior : rektum => musculus levator ani berdilatasi => perineum menonjol => kepala terlihat di vulva => crowning => ekspulsi
Pemantauan Ibu
  • Periksa nadi ibu setiap 30 menit
  • Pantau frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
  • Memastikan kandung kemih kosong melalui bertanya kepada ibu secara langsung sekaligus dengan melakukan palpasi
  • Penuhi kebutuhan hidrasi, nutrisi ataupun keinginan ibu
  • Periksa penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen (pemeriksaan luar) setiap 30 menit dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau kalau ada indikasi
  • Upaya meneran ibu
  • Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping kepala
  • Putaran paksi luar segera setelah bayi lahir
  • Adanya kehamilan kembar setelah bayi pertama lahir
Pemantauan janin
Saat bayi belum lahir
  • Lakukan pemeriksaan DJJ setiap selesai menera atau setiap 5-10  menit
  • Amati warna air ketuban jika selaputnya sudah pecah
  • Periksa kondisi kepala, vertex, caput, molding
Saat bayi lahir
  • Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2 pertanyaan, apakah bayi menangis kuat dan atau tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?
Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala 2
  • Syok
  • Dehidrasi
  • Infeksi
  • Preeklampsia/eklampsia
  • Inersia uteri
  • Gawat janin
  • Penurunan kepala terhenti
  • Adanya gejala dan tanda distosia bahu
  • Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
  • Kehamilan ganda/kembar
  • Tali pusat menumbung/lilitan tali pusat
Persiapan penolong persalinan
  • Sarung tangan dan barier protektif lainnya
  • Tempat persalinan yang bersih dan steril
  • Peralatan dan bahan yang diperlukan
  • Tempat meletakan dan lingkungan yang nyaman bagi bayi
  • Persiapan ibu dan keluarganya (asuhan sayang ibu, bersihkan perineum dan lipat paha, kosongkan kandung kemih, amniotomi dan menjelaskan peran suami/pendamping)
Penatalaksanaan kala 2
  • Setelah pembukaan lengkap, pimpin ibu untuk meneran apabila timbul dorongan spontan untuk melakukan hal itu
  • Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontrkasi
  • Berikan pilihan posisi yang nyaman bagi ibu
  • Pantau kondisi janin
  • Bila ingiin meneran tapi pembukaan belum lengkap, anjurkan ibu untuk bernafas cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman, dan upayakan untuk tidak meneran hingga pembukaan lengkap
MENOLONG PERSALINAN SESUAI APN
Melihat tanda dan gejala kala 2
  • Mengamati tanda dan gejala kala 2
Menyiapkan peralatan pertolongan persalinan
  • Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial yang siap digunakan. Mematahkan mapul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set
  • Mengenakan baju penutup atau celemek plastik
  • Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang megalir dan mengeringkan tangan dengan handuk 1x pakai/handuk pribadi yang bersih
  • Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi
  • Menyiapkan oksitosin 10 unit kedalam spuit (dengan memakai sarung tangan) dan meletakannya kembali di partus set tanpa dekontaminasi spuit
Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
  • Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT
  • Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap (bila ketuban belum pecah maka lakukan amniotomi)
  • Mendekontaminasi sarung tangan
  • Memeriksa DJJ setelah berakhir setiap kontraksi (batas normal 120-160x/menit)
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
  • Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman
  • Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
  • Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
Persiapan pertolongan kelahiran
  • Jika kepala telah membuka vulva dengan diameter 4-5 cm, meletakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
  • Meletakan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
  • Membuka partus set
  • Memakai sarung tangan steril
Memulai meneran
  • Jika pembukaan belum lengkap, tenteramkan ibu dan bantu pilihkan posisi yang nyaman
  • Jika ibu merasa ingin meneran namun pembukaan belum lengkap, berikan semangat dan anjurkan ibu untuk bernafas cepat dan bersabar agar jangan meneran dulu
  • Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantulah ibu memilih posisi yang nyaman untuk meneran dan pastikan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
  • Jika pembukaan sudah lengkap namun belum ada dorongan untuk meneran, bantu ibu memilih posisi yang nyaman dan biarkan berjalan-jalan
  • Jika ibu tidak merasa ingin meneran setelah pembukaan lengkap selama 60 menit, anjurkan ibu untuk memulai meneran pada saat puncak kontraksi, dan lakukan stimulasi puting susu serta berikan asupan gizi yang cukup
  • Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit, lakukan rujukan (kemungkinan CPD, tali pusat pendek)
Cara meneran
  • Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi
  • Jangan menganjurkan untuk menahan nafas selama meneran
  • Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan segera beristirahat diantara kontraksi
  • Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk meneran jika ibu menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada
  • Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saay meneran
  • Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan resiko distosia bahu dan ruptur uteri
Menolong kelahiran bayi
  • Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak mengahmbat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat saat kepala lahir
  • Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa bersih
  • Memeriksa lilian tali pusat dan jika kendurkan lilitan jika memang terdapat lilitan dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi
  • Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
  • Tempatkan kedua tangan dimasing-masing sisi kedua muka bayi
  • Menelusurkan tangan mulai dari kepala bayi yang berada dibagian bawah kearah perienum tangan membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut
  • Menelusurkan tangan yang berada diatas anterior dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangga saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
Penanganan bayi baru lahir
  • Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya
  • Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat
  • Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat/umbilical bayi
  • Memegang tali pusat dengan satu tangan smabil melindungi bayi dari gunting, dan tangan yang lain memotong tali pusat diantara dua klem tersebut
  • Mengganti handuk basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut bersih, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka
  • Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya
Yang harus diperhatikan pada saat pengeluaran bayi
  • Posisi ibu saat melahirkan bayi
  • Cegah terjadinya laserasi atau trauma
  • Proses melahirkan kepala
  • Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi
  • Proses melahirkan bahu
  • Proses melahirkan tubuh bayi
  • Mengusap muka, mengeringkan dan rangsang taktil pada bayi
  • Memotong tali pusat
Gejala dan tanda distosia bahu
  • Turtle sign adalah kepala terdorong keluar tetapi kembali kedalam vagina setelah kontraksi atau ibu berhenti meneran
  • Tidak terjadi puataran paksi luar apabila kepala telah lahir
  • Kepala tetap pada posisinya (dalam vagina) walau ibu meneran sekuat mungkin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar